Merasa paranoid pada keadaan sekarang, dengan kondisi kepenyertaan beberapa keluhan. Bertahun-tahun bergelut dengan asma akut, pernah sangat merasakan betapa tersiksanya hidup. Bersahabat dengan hipertensi belasan tahun, mencoba mengelola amarah dan stress. Asma cukup terkontrol dengan menyediakan inhaler sebagai kebutuhan pokok utama setiap 3 bulan sekali, alhamdulillah hanya sekali-kali saja terserang itupun hanya sebentar. Hidup terasa indah dan nyaman. Aku harus protektip. Makanya cukup ngomel juga saat anak no 2 pulang telat karena dari taziah masih nyempetin kongkow di indraseafood. Padahal sebetulnya aku sendiri berharap tidak memaksakan taziah di saat kondisi seperti ini. Apa lagi jika mengabaikan keadaan seperti sekarang, bertemu konco-makan bareng-ngobrol hingga hampir lupa pulang. Tangis tidak akan melunasi semuanya, komorbidku perlu perlundungan oleh diriku sendiri dan seharusnya juga oleh orang-orang di sekelilingku.