Serba-serbi 1444 H (2)

 JAKARTA Idul Fitri 1444 H antara Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama (NU) diperkirakan tidak akan sama pada tahun ini. Pasalnya, dilihat dari ketinggian hilal berdasarkan matahari terbenam, tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas).

Sebagai informasi, data bulan tanggal 29 Ramadhan 1444 H atau 20 April 2023 berdasarkan markaz Jakarta menunjukkan ketinggian hilal masih berada pada 1 derajat 55 menit 43 detik dan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dengan waktu hilal berlangsung selama 9 menit 29 detik. Sementara ijtimak terjadi pada Kamis Legi, 20 April 2023 pada pukul 11.16.38 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Penentuan Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2023 hingga saat ini belum juga diketahui. Masyarakat masih bertanya-tanya sebenarnya pada tanggal berapakah Lebaran Idul Fitri 2023 akan dirayakan.

Tifatul Sembiring, anggota DPR RI, menyebutkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 2023 kembali akan dijalani secara berbeda antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Bakal Berbeda antara Muhammadiyah, NU dan Pemerintah, BRIN Ungkap Penyebabnya.

Tifatul Sembiring pun mencuit di Twitter, Senin (17/4/2023), bahwa Muhammadiyah telah menentukan 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023.

"Hasil hisab Muhammadiyah utk Kamis 20 April 2023, tinggi hilal : 1° 47’ 58” sedangkan hisab LF NU : 1° 55’ 43”. Muhammadiyah sudah putuskan 1 Syawwal jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. Artinya puasa 29 hari," cuitnya.

Sementara itu, Tifatul Sembiring menyebut bahwa kemungkinan pemerintah dan NU merayakan Idul Fitri bersama dengan menjalani puasa selama 30 hari.

"Sedangkan NU dan Pemerintah akan melihat hasil ru’yah. Namun, hampir bisa dipastikan hilal 1° - 2° itu TIDAK akan terlihat di Indonesia. Apalagi ada kesepakatan BIMS di 3°.Sangat mungkin NU dan Pemerintah lebaran, Sabtu 22 April 2023. Artinya Ramadhan 1444 H jadi 30 hari," 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duka 12 C

Sekte Hageuy