Ungkapan

 Aku sayang semua anggota keluarga, anak juga istri. Beberapa hal kadang tidak berkesesuaian, lebih sering memilih diam. Dari pada menimbulkan keramaian.

Kadang dianggap kurang perhatian baik kepada istri ataupun anak. Padahal walau bagaimanapun aku selalu merespon, yang kadang tidak diperlihatkan.

Sering menyaksikan perhatian terlalu berlebih, termasuk buat si bontot~ yang kadang ada nakalnya -dengan menangis atau mogok bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Celah seperti ini~kurang baik di mataku. Kadang merasa gak dihargai jika dihadapkan pada -beda pemahaman sehingga merasa tidak berarti.

Prinsip untuk meluruskan perlu tangan besi mungkin sedikit perlu untuk mengingatkan, pada siapapun baik anak-anaku ataupun istriku. Walau kadang disebutnya egois.

Usapan sedikit kasar di pipi kiri si bontot gara-gara susah disuapin padahal harus minum obat. Dari pagi ga mau makan, sedangkan waktu sudah lewat tengah hari. Jadinya berlinang sambil dijejali bubur. Sebuah pelajaran untuk taat dan patuh karena sudah beberapa kali diingatkan agar obatnya bisa masuk.

Tujuan yang baik tidak bisa diterima oleh siapapun, dan lebih baik tidak berargumen.

Perlakuan yang pernah gagal terbukti dari beberapa contoh di keluargaku. Gagalnya seorang wahyu yang arogansinya masih tinggi walaupun hanya tinggal bunyi kentutnya yang nyaring.

Gagalnya seorang fuad nugraha jadi seorang programer setelah digadang-gadang super pintar dan kelewat pintar sehingga keinginannya tidak pernah terpatahkan. Hingga kini masih di bawah ketiak bunda. Terpatahkannya kepintaran pendidikan S-2 disaat-saat orang terdekat terkapar. Omong besar membesarkannya.

Rasa kepemilikan yang tinggi menjadi pendorong keirian tidak tersampaikan hingga ahirnya menyisihkan rasa hormat dan wasiat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simpati no empaty

Antena-1