Sarip ka

 Rasa kehilangan bergelut di keluarga kami, saat mendengar berita kematiannya.

Inpormasi dari pa Ubed dilanjutkan kroscek ke nomor yang tak pernah dihapal meskipun sangat sering dihubungi.

Menyaksikannya dimandikan,diguyur air beberapa jenis, menyempatkan mengusap wajah dan rambutnya. Selamat jalan ka Sarip,waktumu sudah tiba. Kemarin masih bersama menunggu bubaran wonka dilanjutkan menyantap umbi Cilembu dengan tahu sumedang, siangnya pun kita sempat baso party. Dengan janji besok malam Jumat jadwal ke Darmais ngambil PA.

Ternyata takdir mendahuluimu, malahan kami yang mengantarmu ke kebon kopi, seperti candamu untuk nginap di Kadugajah. (kamis,2812.2023, 15.30 wib)

Tanpa keluhan, tanpa aduan kepergianmu seperti candaan-mu. Minta kapur barus dan kain jarit, membelah bilah-bilah bambu dijadikan kayu reng, pesan buat nginap dan tidur di kadugajah. Jadikan tidur panjangmu di kebonkopi merupakan realita yang harus kami terima.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simpati no empaty

Antena-1