Ayah (selalu-BAIK)
Berupaya menjadi orang baik-baik. Berusaha menjadi seorang ayah yang baik, bagi tiga orang anak kandung dan ratusan anak didik di sekolah. Sebuah upaya.
Siapapun akan melakukan itu, bagaimana pun caranya. Walaupun banyak upaya dilakukan, supaya bisa !
Pergi berangkat pagi, dalam gelap dengan kantuk yang tersisa, menghitung langkah menuju sebuah harapan. Harapan pasti.
Perjalanan sekitar 36 km, bahkan mungkin mencapai 40 km per hari harus ditempuh dengan waktu relatip stabil jika driver mini tidak ada kendala baik di kendaraan ataupun dalam perjalanan. Terkadang salah satu roda meletus, sling kopling terputus, atau mungkin juga malahan jembatan yang terputus.
Berangkat dengan bang Rijan bisa datang lebih awal, 30 sampai dengan 45 menit. Karena dari Pandeglang sekitar 05.15 kalalupun sedikit terlambat di 05.25 masih bisa sampai di Ciateul, Labuan 06.30 wib dan tiba di gerbang sekolahan sekitar jam 06.40 wib. Itupun harus berpacu dengan bangun pagi, mandi pagi. Sholat subuh dengan pakaian kerja sudah komplit. setiap jam 05.00 sudah harus ke luar dari pintu rumah. Jam 05.10 sudah berada di pinggiran Amanah, duduk di bangku penjual martabak manis.
Berbeda dengan wa Engkan- Anymus driver ke dua, walaupun berangkat jam 05.20 wib bisa tiba di Labuan menjelang pukul 07.00 kurang. Akibatnya tiba di gerbang Sekolah sangat mepet sekali.
Kedatangan ke lokasi kerja akan semakin siang jika naik mobil Matun atau pun setelahnya.
Perjalanan satu jam terkadang sangat menguras energi, tiba tidak dalam kondisi segar-bugar malahan badan terasa tidak nyaman. Lebih sering kekurangan energi positip. Mungkin juga selain jarak penentu lainnya adalah berbanding lurus dengan bertambahnya usia, dan lebih sering juga bangun terlalu cepat dibandingkan dengan alarm yang dipasang.
Waktu untuk pulang sangat mepet ke sore, jam 04.00. Angkutan pulang tidak banyak pilihan harus ke arah Bama untuk sebuah bis atau terkadang PS Cibex. Tiba di rumah sudah pasti menjelang magrib. Terkadang bisa setelah azan magrib, sering juga kumandang azan magrib masih di atas bis yang terjebak macet di sekitaran Mengger-Rokoy-Cikoneng di saat-saat ada perbaikan jalan maupun jembatan.
Pastinya setiap hari kerja itu tidak akan pernah merasakan hangatnya sinar matahari di Ciputri Indah.
Komentar
Posting Komentar