Sendal Jepit

 versi 1

Menyeringai saat melihat pa Asep ke luar dari mesjid tanpa ragu, menggunakan sendal jepit nya kanan semua dengan ukuran berbeda pula.

Aku masih tertegun menunggu sendal swallow merah usang balik ke asalnya. Air yang terbatas dari keran mesjid membuat anak-anak bertebaran ke arah taman dan samping lab mencari kran berisi air PAM. Ajakan pa Bowo pun cukup dijawab lagi mungguin sendal.

Dari jauh terlihat di sebrang mesjid, di samping taman berkeran ada anak lagi ngambil wudhu. Anehnya dia berjingkrak dengan sebelah kakinya yang memakai sebelah sendal swallow merah itu, dan kembali dipinjamkan kepada anak lain yang mau wudhu juga.

Dengan begitu sendal menjadi terpisah dipakai bergantian oleh dua orang berbeda yang ditunggu orang berbeda pula. Melihat demikian aku melangkahkan kaki ke arah kantor dengan telanjang kaki bin nyeker.

versi 2

Hujan dari pagi, Senin 15 Desember 2025 berangkat ber-jashujan, nongkrong lumayan lama hingga datangnya mobil Matun. Pulang diiringi hujan diajak wa Uhen yang kebetulan kearah Jaha nyari terpal untuk persiapan bongkar kap rumahnya 

Naik mobil Eeng, turun batal dipangkas rambut lantaran tutup. Kaget saat berdiri turun depan pangkalan ojek ternyata sandal yang menempel dikaki tidak sesuai peruntukannya. Kiri di kanan dan kanan di kiri, pantas berasa aneh. Mungkin si Ibu dosen disampingpun metasa heran, mungkin. 😄


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duka 12 C

Sekte Hageuy

Tipe Beberapa Plat Kendaraan