Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2025

HUT 43 Galang

Gambar
 Bukan alumni, bukan juga guru mereka. Hanya sebatas rekan kerja. Tidak terdengar bahasa atau ajakan juga undangan, atau karena saking sibuknya bulak balik nganter berobat hingga jika ada undanganpun sepertinya pertimbangannya akan panjang. Apalagi hujan dari subuh. Hingga tengah hari, tidak berkabar. Grup sunyi. Hanya beberapa di beranda sekilas kegiatannya.     [14/12, 17.08] Tri isa: Benteng kitaaa telah diserang angin ndannn😄 [14/12, 17.09] +62 822-4920-5467: Ya Allah kapan itu bang Benteng kitaaa telah diserang angin ndannn😄 [14/12, 17.10] Heni Fiska: Innalillahi, Kapan pak tri itu kejadiannya? [14/12, 17.10] Tri isa: Barusan buuu..... Pass banget saya mau lewat tapi dah roboh.... [14/12, 17.11] aguskoesmana: serang balik boss [14/12, 17.12] aguskoesmana: balik serang aja 😁 [14/12, 17.13] +62 858-1462-1775: Cocok pak [14/12, 17.16] Giantio: Counter attack lewat sayap kanan😅 Dapat kiriman dari kang Kamal -mantan pengajar_" milad sekolah tidak ada yang peduli 😭🥺"...

Cermin

  Berkaca tidak harus selalu dengan cermin , dan lebih sering kita hanya berkaca di depan kaca hanya sekedar mengecek kerapihan dan kepatutan . Perjalanan pagi ini dengan Animus. Di perapatan Cimanying, Menes, berdiri seorang bapak berpeci dan berjaket khas biru donker naik dengan wajah berkerut ditambah rambut bercampur putih. Basa-basi bersalaman dengan anggukan kepala berupa jawaban pada sebuah pertanyaan : "Masih di Angsana?" Betapa wajah ini, sudah banyak kerutan. Bukan hanya di dahi atau sudut mata, tapi juga di rasa. Pergelangan tangan kiri, naik ke pangkal lengan dekat sikut bersambung ke pundak berpasangan dengan belikat, ada rasa ngilu. Kadang sakit. Begitupun jari-jari tangan kanan, ada rasa pada setiap ruas buku menjalar ke bahu. Di posisi lain pinggang belakang kadang ada rasa kaku meskipun hari ini dengan kaki diluruskan masih bisa meraih ujung-ujung jari kaki selepas shalat duhur. Menyadari kebenaran yang disampaikan Ade Rai jika otot kuat maka lemak akan be...

Sendal Jepit

 versi 1 Menyeringai saat melihat pa Asep ke luar dari mesjid tanpa ragu, menggunakan sendal jepit nya kanan semua dengan ukuran berbeda pula. Aku masih tertegun menunggu sendal swallow merah usang balik ke asalnya. Air yang terbatas dari keran mesjid membuat anak-anak bertebaran ke arah taman dan samping lab mencari kran berisi air PAM. Ajakan pa Bowo pun cukup dijawab lagi mungguin sendal. Dari jauh terlihat di sebrang mesjid, di samping taman berkeran ada anak lagi ngambil wudhu. Anehnya dia berjingkrak dengan sebelah kakinya yang memakai sebelah sendal swallow merah itu, dan kembali dipinjamkan kepada anak lain yang mau wudhu juga. Dengan begitu sendal menjadi terpisah dipakai bergantian oleh dua orang berbeda yang ditunggu orang berbeda pula. Melihat demikian aku melangkahkan kaki ke arah kantor dengan telanjang kaki bin nyeker. versi 2 Hujan dari pagi, Senin 15 Desember 2025 berangkat ber-jashujan, nongkrong lumayan lama hingga datangnya mobil Matun. Pulang diiringi hujan dia...